Selasa, 25 Maret 2008

Saat-saat Raya Hadir

Berikut adalah saat-saat menjelang kehadiran Raya. (Maaf ya baru dimuat sekarang dan maaf juga kalau tulisannya amburadul karena ini ditulis ayah saat kejadian di 9300-nya.

11 Februari 2008

*22.00 Ayah dan Ibu memutuskan ke rumah sakit setelah berkonsultasi dengan dr Asdi karena sudah ada slimme yang keluar dengan disertai bercak darah. (Ini tanda awal)

*22.30 sampai di RS Permata Cibubur ibu langsung diobservasi di Ruang VK.

*23.00 Ayah dan ibu diberi tahu suster bahwa ibu harus dirawat karena tanda2 awal persalinan sudah tampak: kontraksi, keluarnya slimme disertai bercak darah, dan sudah terjadi pembukaan (untuk ibu baru pembukaan 1 jari sempit).

12 Februari

*sekitar pukul 24 ibu masuk kamar Mirah 4 di lantai 2. Semua kamar mulai dari kelas 1 (untuk 2 orang) hingga VVIP (untuk 1 orang) penuh. Jadi ibu ditempatkan di kamar untuk 4 orang.

Ibu harus tidur dan istirahat.

*Pukul 13.00 ayah dan ibu merencanakan “pelarian”. Ibu lagi mau jalan-jalan. Abis, kata ibu, ibu bosen di rumah sakit. Kamuflase pun dilakukan. Baju pasien RS tetap dikenakan ibu—abis repot ngelepasinnya—hanya ditutupi dengan jaket. Dengan sedikit mengendap-endap dan berlaku layaknya tamu ayah dan ibu pun sukses keluar rumah sakit. Ayah dan ibu pun dengan senyum tersungging ringan melangkahkan kaki ke Plaza Cibubur. Jarak 150-an meter ditempuh ayah-ibu dengan berjalan kaki. Tak terasa karena ayah-ibu selalu bercanda, mencandai “pelariannya” itu.

Di Plaza Cibubur ayah dan ibu menyempatkan makan siang di A&W. Dasar!


*15.30 dr Asdi memeriksa ibu dan ternyata beliau memperbolehkan ibu pulang. Alasannya tanda2 kelahiran belum ada kemajuan, bahkan pembukaan 1 sempit yang tampak pada hari sebelumnya menutup kembali. Ibu boleh pulang,tetapi jantung Raya harus direkam dulu.

*16.37 Setelah diperiksa, perut ibu kontraksi. Wah, jangan-jangan Raya senang nih boleh pulang. "Abis bosen di rumah sakit sih Yah. Lagi pula kan emang belum saatnya."

*17.00 Ayah, Ibu, & Raya pulang ke rumah. Oh iya, Raya pulang ditemani Uti Mampang. Uti sama Kakung dateng jam 14an tadi. Kakung harus pulang ke Mampang, jd gak bisa nemenin Raya pulang deh.

14 Februari

*01.00 ayah dan ibu ke rumah sakit karena kencing ibu bercampur darah.

01.30 pemeriksaan dalam menunjukkan telah terjadi pembukaan 1 longgar.

02.00 ibu masuk kamar. Kamarnya sama, Mirah 4, cuma beda kasur aja. skrg di 4c.

Siang hari, pemeriksaan dalam menunjukkan terjadi pembukaan 3, tapi dinding leher rahim ibu masih tebal. Ibu kesakitan waktu diperiksa. Kata bidannya, leher rahim ibu ada di bawah shg bidan sulit mencapainya. Jari yg sdh masuk nggak bisa diangkat sblm mencapai lher krn takut terjadi infeksi.

Tak lupa ibu berdandan. Berdandan adalah jurus terampuh untuk mengurangi rasa sakit, demikian alasan ibu. He-he-he


Sekitar pukul 17 ibu sudah enggak tahan lagi. Ayah memutuskan menghubungi dr Asdi. Dr Asdi bilang bahwa kalau kondisi ibu tak maju-maju, besok akan dilakukan induksi. Namun, karena ayah kasihan melihat ibu yang sudah kepayahan, ayah minta ibu diperiksa dan diberikan obat pereda rasa sakit, sekalian mengecek posisi bayi dan merekam jantungnya. Dr Asdi menyetujui dan akan meminta suster untuk memeriksa ibu.

Pukul 18-an ibu diperiksa di Ruang VK. Ternyata ibu sudah mengalami pembukaan 7. Pantes aja ibu kesakitan. Langsung diambil tindakan bersalin malam itu juga.

Uti Soendoro dalam shalat Maghrib-nya tak putus-putusnya berdoa demi kelancaran proses bersalin ibu.

Pukul 19.30 sudah pembukaan 8 dan ketuban pecah. Bahkan sampai membasahi suster.

21.20 diinduksi krn kpl bayi masih tinggi. Pembukaan sudah 9.

21.30 ibu diminta mengejan untuk menurunkan posisi kepala. Padahal pembukaan dah sempurna, pembukaan 10. Kenapa? Selama proses itu suster selalu bertanya, apakah bayi terlilit tali pusar. Ayah bilang, terakhir USG tidak ada tanda-tanda terbelit tali pusar. Tapi, hari berjalan, entah apa yang terjadi.

22.13 dr asdi bilang kl hrs dilakukan tindakan caesar krn tdk ada kmajuan stlh diinduksi dan ditakutkan terjadi sesuatu dg si bayi

23.00 ibu masuk ruang operasi.

23.12 raya lahir

23.25 raya dibawa keluar dr ruang operasi.

23.30 Ayah mengazani Raya setelah Raya dibersihkan dan dibedong (diselimuti).


Sekitar pukul 24 ibu keluar dr ruang operasi dan menunggu lebih kurang 2 jam di ruang pemulihan sblm dibawa ke kamar.

15 Februari

01.50 ibu ke kamar.

dokter2 yang "membawa" Raya ke keluarga

dr Asdineri, dr Anggi >> obgin

dr Heru >> anastesi

dr Syarif >> anak

PUISI BUAT RAYA

Ini adalah hari pertama kau tiba di rumah, anakku

bahkan belum genap enam jam,

tapi lihat apa yang kau perbuat

kau telah memikat semua orang di sini

juga aku, seorang pria yang merasa dirinya

mendapat kehormatan besar atas hadirnya kamu,

telah sukarela menambatkan hatinya pada makhluk kecil yang kini

terbaring dalam lelapnya tidur.

menatapmu membuatku tak segan-segan selalu mengucap

syukur dan terima kasih atas kepercayaan-Nya.

hingga tak terasa mata basah oleh bahagia

Jangan kau sebut aku cengeng...

aku hanya kasmaran padamu

Pertama kali mendekap, memelukmu...

ahh, lagi-lagi aku bersyukur:

kamu telah mengizinkan detak jantung ini membuaimu

Dan kini aku telah kecanduan untuk selalu memeluk-mendekapmu

(Hanya beberapa jam sejak kau tiba di rumah)

Kamis, 20 Maret 2008

Kisah Selebaran di Kotak Akikah

Alhamdulillaahi rabbil aalamiin

Telah Lahir dengan Selamat pada Kamis, 14 Februari 2008 Pukul 23.12

di RSIA Permata Cibubur

Raya Dyga Janitra

Putri Pertama Galih Smarapradhipa & Prahastuti Ardhiani


Mohon Doa Restu agar Raya Tumbuh Sehat, Cerdas, dan Salihah

Kami yang Berbahagia

Galih & Dhian

Kel. Widodo Harry P

Kel. Anwar Soendoro

Akikah dan Selapanan 1

Hari ini 21 Maret 2008 tepat 40 hari Raya dilahirkan ke dunia. Jadi, kata Uti, kalau adat Jawa dan Islam, Ayah dan Ibu harus menyelenggarakan selamatan untuk Raya yang berusia 40 hari. Nama tradisi itu adalah akikah dan selapanan.

Nah Jumat ini setelah Jumatan (ba'da Jumat) akan diadakan pengajian di rumah Uti Soendoro di PKP. Setelah pengajian baru deh rambuyt dan kuku Raya dipotong. Waduh, Raya gundul nih hehehe.

Oh ya Uti Widodo sama Tante Mela nginep lho di PKP. Sayang Kakung Widodo enggak. Kata Kakung, rumah Mampang enggak ada yang jagain, takut hilang. Bisa aja ya Kakung. Tapi enggak apa-apa. Yang penting Raya bisa minta gendong terus ama Uti Widodo sama Tante Mela abis Raya ngeliat Uti Widodo kangen banget ama Raya. Ya udah mumpung ada kesempatan kenapa enggak di-iya-in aja. Maaf ya Ti.

Udah gitu, Pakde Ari, Bude Endah, sama Mas Aryo juga bela-belain datang dari Bandung buat ngeramein acara akikah dan selapanan Raya. Makasih yang Pakde, Bude, Mas Aryo. Tak lupa pula Mas Airell ikut nginep. (Ah kalau Mas Airell mah emang maunya deket-deket Raya terus hehehe ge-er nih).

Nah buat nyiapin acara, kemarin, Kamis, ayah sudah ke tempat kambing. Kenapa? Ajaran Islam mewajibkan untuk menyembelih kambing sebagai rasa syukur atas kelahiran sang anak. Untuk anak cowok 2 kambing, sedangkan untuk anak cewek 1.
Kata ayah, ayah sampai melihat Pak Haji yang menjadi wali akad menyembelih si kambing. Duhhhh kasihan dehhhh. Tenang aja Mbing, pengorbananmu takkan sia-sia.

Terus Jumat subuh, ayah, Tante Mela, Uti Soendoro, dan Uti Widodo pergi ke bursa kue subuh di Blok M. Lah Raya mana? Raya sih masih asyik ngelungker di pelukan Ibu. Abis masih asyik tidur, kan Raya masih bayi ;)

Udah dulu ya. Nanti kalau acaranya udah selesai, ayah janji sama Raya mau nulis lagi, nyeritain acara akikah dan selapanan Raya.

Tak lupa pula Raya mohon doa agar Raya tumbuh sehat, cerdas, dan salihah kepada teman-teman, Om, Tante, Pakde, Bude, dan Eyang-eyang yang baca tulisan ini.

Daaaaaaaaa

Senin, 18 Februari 2008

Dikunjungi Nyah Nunik, Tante, Yeni, & Pakde Sulis

Setelah Raya lahir, ibu kadang-kadang ditemani Nyah Nunik. Nyah Nunik ini dulunya adalah babysitter-nya Mas Airell. Pas malam hari, Nyah Nunik dijemput Pakde Sulis dan Tante Yeni. Tentu saja kami tak melewatkannya begitu saja tanpa sesi foto bersama. Ini foto-fotonya.


KEMUNCULAN


Haiiii semua,
Kenalkan nama aku Raya Dyga Janitra. Aku lahir dari rahim Ibu Prahastuti Ardhiani dan berayah Galih Smarapradhipa. Aku baru beberapa hari "muncul" di dunia fana ini.

Pasti teman-teman bertanya, apa sih arti namaku. Raya Dyga Janitra (Raya: Besar, Agung. Dyga: singkatan nama ibu dan ayahku, Janitra: Berderajat Tinggi). Jadi bisa dibilang "Harapan orangtua agar kelak sang anak menjadi orang besar dan berderajat tinggi.

Oh ya, aku dilahirkan di RS Permata Cibubur pada hari Kamis, 14 Februari 2008 pukul 23.12. Ya aku lahir tepat hari Valentine. Meski tak ada unsur-unsur valentine pada namaku, kata ayah dan ibu, aku adalah buah dari cinta mereka dan mereka akan selalu melingkupiku dengan cinta kasih.

Berat badanku saat lahir adalah 3.700 gram dan panjang 49 sentimeter. Besar? Ah nggak juga soalnya berat badan ibuku, pakde, dan bude saat dilahirkan juga besar. Heheheh.

Teman-teman, udah dulu ya. Dah malem nih. Daaaaaa